Kotak kertas makanan adalah tren utama dalam pengemasan makanan, dan daya saing utamanya terletak pada teknologi penghalang. Lapisan penghalang harus disesuaikan dengan sifat fisik dan kimia makanan yang berbeda untuk memastikan keamanan pangan, memperpanjang umur simpan, dan menjaga rasa. Hal ini memerlukan ilmu material yang canggih, proses pelapisan, dan metrik pengujian khusus (seperti nilai MVTR, OTR, dan Cobb).
Tantangan "Penghalang Minyak" untuk Makanan Tinggi Lemak: Pengujian Migrasi Minyak
Makanan tinggi lemak, seperti pizza, ayam goreng, kue kering, dan produk daging yang mengandung lemak hewani, memberikan tantangan utama pada kotak kertas: sifat penghalang minyak. Minyak memiliki tingkat migrasi yang tinggi dan dapat dengan cepat menembus kertas karton biasa, menyebabkan kemasan melunak dan noda bocor, sehingga sangat mempengaruhi penampilan dan kekuatan struktural.
1. Alternatif Bahan Kimia Berfluorinasi (Bebas PFAS)
Solusi tradisionalnya adalah dengan menggunakan pelapis PFAS (zat perfluoroalkyl dan polyfluoroalkyl), yang secara efektif menahan penetrasi minyak karena sifat permukaan berenergi rendah yang sangat baik. Namun, karena peraturan keamanan lingkungan dan pangan yang semakin ketat, pasar beralih ke teknologi penghalang minyak bebas PFAS.
Pelapis Polimer Berbasis Air: Memanfaatkan emulsi polimer berbasis air yang dimodifikasi secara khusus, pelapis ini secara fisik menghalangi minyak dan lemak dengan membentuk struktur film padat dan porositas rendah. Pelapis ini kompatibel dengan peralatan pencetakan flexographic atau gravure yang ada, sehingga memungkinkan pelapisan presisi tinggi.
Pelapis Berbahan Dasar Lilin Alami: Gunakan Biowax yang dimodifikasi (seperti lilin kedelai atau lilin lebah) sebagai sistem dispersi. Sifat hidrofobisitas lilin memberikan daya tolak air dan minyak yang mendasar, terutama untuk aplikasi dengan kandungan minyak rendah hingga sedang. Bahan-bahan ini juga mempunyai daya tolak menolak (repulpability) yang sangat baik, sehingga dapat didaur ulang.
Indikator Profesional: Kinerja pemblokiran oli terutama dievaluasi menggunakan Uji Kit. Pelapis untuk karton makanan berkualitas tinggi harus mencapai Kit Level 8-12.
Persyaratan Tahan Kelembapan untuk Makanan yang Mengandung Kelembapan/Kelembaban Tinggi: Kontrol Nilai WVTR dan COBB
Makanan yang Mengandung Kelembapan/Kelembapan Tinggi, seperti makanan beku, salad segar, produk susu yang didinginkan, dan cangkir minuman panas untuk dibawa pulang, memerlukan karton dengan ketahanan terhadap kelembapan dan cairan yang sangat baik.
1. Pelapis PE Tradisional dan Alternatif Ramah Lingkungan
Lapisan Polietilen (PE): Saat ini merupakan lapisan penghalang kelembaban yang paling banyak digunakan. Hal ini dicapai dengan menempelkan film PE secara erat ke kertas karton melalui teknologi laminasi ekstrusi. PE memiliki MVTR (laju transmisi uap air) yang sangat rendah, yang secara efektif mencegah penetrasi uap air, menjaga integritas struktural kertas karton, dan mencegah kotak runtuh karena penyerapan air. Namun, kemampuan daur ulang PE masih kontroversial.
Pelapisan PLA/PHA: Untuk memenuhi tren kompos, bahan berbasis bio seperti asam polilaktat (PLA) dan polihidroksialkanoat (PHA) telah muncul sebagai alternatif PE. Bahan-bahan ini dapat terbiodegradasi dalam kondisi tertentu dan juga menawarkan sifat penghalang kelembaban yang mirip dengan PE. Namun, perlu dicatat bahwa PLA umumnya memerlukan kondisi pengomposan industri.
Metrik Profesional:
WVTR (Laju Transmisi Uap Air): Ini mengukur laju penetrasi uap air ke lapisan penghalang, biasanya dinyatakan dalam g/(m²/24 jam). Kemasan makanan beku memerlukan WVTR yang sangat rendah untuk mencegah freezer burn.
COBB (Laju Penyerapan Air): Nilai ini mengukur kemampuan kertas karton dalam menyerap air selama jangka waktu tertentu dan merupakan indikator langsung ketahanan air permukaannya.
Strategi Penghalang Oksigen untuk Makanan yang Memerlukan Kesegaran Jangka Panjang: OTR dan Penghalang Gas
Untuk biji kopi, kacang-kacangan, sup dehidrasi, dan makanan siap saji tertentu yang rentan terhadap oksidasi dan hilangnya rasa, sifat penghalang oksigen sangat penting, selain ketahanan dasar terhadap kelembapan dan minyak. Hal ini berkaitan langsung dengan pelestarian rasa dan nutrisi.
1. Polimer Penghalang Berkinerja Tinggi dan Laminasi Multilapis
EVOH/PVDC: Kopolimer etilen-vinil alkohol (EVOH) dan polivinilidena klorida (PVDC) diakui di industri sebagai bahan penghalang oksigen berkinerja tinggi. EVOH menawarkan sifat penghalang oksigen yang sangat baik dan merupakan lapisan kunci dalam banyak kemasan komposit berbasis kertas kelas atas, seperti Tetra Pak. Namun, bahan-bahan ini sering kali memerlukan konstruksi multilapis atau laminasi dengan aluminium foil untuk mengatasi tantangan kemampuan menolak (repulpability).
Pelapisan PVA/Kaolin: Sistem pelapisan ini menggabungkan polivinil alkohol (PVA) dengan mineral anorganik (seperti kaolin tingkat nano atau selulosa mikro-fibrilasi (MFC)). PVA menunjukkan sifat penghalang OTR (laju transmisi oksigen) yang sangat baik dalam kondisi kering dan larut dalam air, sehingga memudahkan sifat tolak menolak. Namun, sifat penghalang PVA dipengaruhi oleh kelembapan, sehingga memerlukan lapisan penghalang kelembapan tambahan untuk memastikan kinerja yang stabil.
Metrik Profesional:
OTR (Laju Transmisi Oksigen): Ini mengukur laju oksigen menembus lapisan penghalang, biasanya dinyatakan dalam cc/(m²⋅24h⋅atm). Semakin rendah nilainya, semakin baik kinerja penghalang oksigen dan semakin lama umur simpan.